BACA !!! KISAH KISAH TELADAN.......INSPIRASI HIDUP SEORANG MUSLIM

29 Agustus 2009

Ramadhan Bulan Taubat


Ramadhan merupakan bulan yang mengandung peluang emas untuk bertaubat kepada Allah ta’aala. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam berpuasa di bulan ini, maka Allah ta’aala akan mengampuni segenap dosanya sehingga ia diumpamakan bagai berada di saat hari ia dilahirkan ibunya. Setiap bayi yang baru lahir dalam ajaran Islam dipandang sebagai suci, murni tanpa dosa.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَمَضَانَ
شَهْرٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صِيَامَهُ وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسْلِمِينَ قِيَامَهُ
فَمَنْ صَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Bersabda Rasululah shollallahu ’alaih wa sallam, "Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya." (HR Ahmad 1596)

Subhanallah…! Wahai para pemburu ampunan Allah ta’aala. Marilah kita manfaatkan kesempatan emas ini untuk bertaubat. Sebab tidak ada seorangpun di antara manusia yang bebas dari dosa dan kesalahan. Setiap hari ada saja dosa dan kesalahan yang dikerjakan, baik sadar maupun tidak. Alangkah baiknya di bulan pengampunan ini, kita semua berburu ampunan Allah ta’aala.
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“Wahai hamba-hambaKu! Setiap siang dan malam kalian senantiasa berbuat salah, namun Aku mengampuni semua dosa. Karena itu, mohonlah ampunanKu agar Aku mengampuni kalian.” (Hadits Qudsi Riwayat Muslim 4674)
Marilah kita ikuti contoh teladan kita, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Beliau dikabarkan tidak kurang dalam sehari semalam mengucapkan kalimat istighfar seratus kali. Padahal beliau telah dijanjikan oleh Allah akan dihapuskan segenap dosanya yang lalu maupun yang akan datang. Bahkan dalam satu riwayat beliau dikabarkan dalam sekali duduk bersama majelis para sahabat beristighfar seratus kali. Masya Allah...!
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Sesungguhnya kami benar-benar menghitung dzikir Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dalam satu kali majelis (pertemuan), beliau mengucapkan 100 kali (istighfar dalam majelis): “Ya rabbku, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (HR Abu Dawud 1295)
Ibadah puasa Ramadhan ditujukan untuk membentuk muttaqin (orang bertaqwa). Sedangkan di antara karakter orang bertaqwa ialah sibuk bersegera memburu ampunan Allah ta'aala dan surga seluas langit dan bumi.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
Dalam kitabnya “Yakinlah, Dosa Pasti Diampuni”, ‘Aidh Al-Qarni menulis mengenai pentingnya bertaubat sebagai berikut:
”Saya serukan kepada setiap insan untuk bergegas menuju pelataran Tuhan pemilik langit dan bumi. Dialah Allah ta’aala yang rahmat-Nya lebih luas dari segala sesuatu, dan pintu ampunan-Nya senantiasa terbuka dari segala penjuru. Anda semua harus tahu bahwa suara yang paling merdu adalah suara orang yang kembali kepada Allah ta’aala, orang yang membebaskan diri dari penghambaan terhadap setan serta mengarahkan semua anggota tubuhnya menuju kepada Allah ta’aala semata. Melalui risalah ini, mari kita kenali cara kembali dan bertobat kepada Allah ta’aala dari segala dosa dan maksiat.”
”Manusia hanya memiliki satu umur. Jika disia-siakan, maka dia akan rugi besar, baik di dunia maupun di akhirat. Pintu taubat selalu terbuka, anugerah Allah ta’aala selalu dicurahkan, dan kebaikan-Nya senantiasa mengalir, pagi dan siang.”
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda bahwa penghulu istighfar ialah ucapan seorang hamba: “Ya Allah, Engkaulah rabbku. Tidak ada ilah selain Engkau. Engkau telah menciptkanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku senantiasa berada dalam perjanjian dengan-Mu (bersaksi dengan tauhid) dan janji terhadap-Mu selama aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu terhadapku. Aku mengakui dosaku. Maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa melainkan Engkau.” Siapa yang mengucapkannya dengan yakin di siang hari, lalu ia meninggal hari itu sebelum sore hari, maka dia termasuk penduduk surga. Dan siapa saja yang mengucapkannya dengan yakin di malam hari, lalu dia meninggal sebelum subuh, maka dia termasuk penghuni surga.” (HR Bukhary 5831)

[+/-] Selengkapnya...

Filosofi Ulat


Tahukah Anda kadang perilaku hewan disekitar kita bisa memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga?

Coba Anda pikir bagaimana seekor ulat bisa memberikan kita motivasi yang begitu besar…Ulat, hewan yang satu ini sering kita jumpai di kehidupan kita, dia hewan yang kerjanya cuma makan, tak pernah terbersit di otaknya untuk berhenti memakan daun-daun tanaman di mana dia ada. Tidak heran jika manusia membencinya karena hewan ini bisa menimbulkan kerugian, karena akan merusak tanaman mereka.. Coba Anda tanyakan ke beberapa orang:"Bagaimana pendapat mereka tentang ulat, dan suruh mereka mendiskripsikanya!". Mungkin 99,99% jawaban mereka hampir serupa walaupun tak sama,,,Kira-kira seperti ini jawabanya:"Ulat itu hewan yang menyebalkan, kerjanya cuma makan, merusak tanaman,bentuknya pun menggelikan". Pokoknya klo ada penghargaan the worst animal mungkin dia termasuk ke dalam nominasinya."Tapi ketika Anda tanyakan pendapat mereka tentang kupu-kupu,Apa jawaban mereka?Sudah bisa  dipastikan hampir 100% setuju untuk menjawab seperti ini:"Kupu-kupu adalah hewan yang sangat  cantik, indah, bak hewan yang mungkin ada di taman2 surga."Setuju kan? Tapi pernahkah Anda berpikir dari mana kupu-kupu yang indah tersebut berasal?Apa memang dia sudah terlahir dalam keadaan yang memang sudah sempurna seperti yang kita lihat sekarang???Anda pasti sudah tahu jawabannya. Ternyata untuk menjadi seekor kupu2 yang cantik, seekor ulat harus melewati berbagai fase kehidupan(metamorfosis), dia harus bertapa tidak makan dan minum dalam fase kepomopong dan dalam waktu yang lama..Barulah dia bisa berubah menjadi kupu2 cantik yang kita lihat sekarang.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah, Jika anda dalam keadaan yang sama/mirip seperti yang ulat alami, maka Anda tidak boleh bersedih, karena itu tak ada gunanya, berusahalah untuk bangkit dan memperbaiki diri Anda mulai sekarang, karena seekor ulat pun telah membuktikan kepada kita semua bahwa dia bisa berubah…Apalagi kita, yang notabene punya akal pikiran…
Yang kedua adalah, ketika kita menjumpai orang yang dalam keadaan yang serupa seperti ulat, maka kita harus memberikan motivasi kepadanya,,,jangan malah membencinya, ataupun men"judge"nya aneh,,dan yang lain. Karena itulah kehidupan, karena ulat pun tidak minta untuk dilahirkan dengan kondisi seperti itu. Dan yakinlah tidak selamanya dia akan seperti itu, mungkin dia butuh waktu yang lama untuk berubah, tapi itu sebuah kepastian…Dan dia hanya berharap dalam kondisi nya yang sekarang orang-orang terus memberikan kesempatan demi kesempatan, karena itu yang mereka butuhkan

[+/-] Selengkapnya...

PENGANTIN SEDERHANA


Ketika Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wa sallam menikah kan Fatimah radiallahu `anha dengan Ali bin Abi Thalib radiallahu `anhu, beliau mengundang Abu Bakar, Umar dan Usamah untuk membawakan "persiapan" Fatimah Radiallahu ‘Anha.

Mereka bertanya-tanya, apa gerangan yang dipersiapkan Rasulullah shalallahu `alaihi wa sallam untuk putri terkasih dan keponakan tersayangnya itu? Ternyata bekalnya cuma penggilingan gandum, kulit binatang yang disamak, kendi, dan sebuah piring.
Mengetahui hal itu, Abu Bakar menangis. "Ya Rasulullah. Inikah persiapan untuk Fatimah?" tanya Abu Bakar terguguk. Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wa sallam pun menenangkannya, "Wahai Abu Bakar. Ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia."
Fatimah radiallahu `anha, sang pengantin itu, kemudian keluar rumah dengan memakai pakaian yang cukup bagus, tapi ada 12 tambalannya. Tak ada perhiasan, apalagi pernik-pernik mahal.
Setelah menikah, Fatimah senantiasa menggiling gandum dengan tangannya, membaca Alquran dengan lidahnya, menafsirkan kitab suci dengan hatinya,dan menangis dengan matanya.Itulah sebagian kemuliaaan dari Fatimah.
Ada ribuan atau jutaan Fatimahyang telah menunjukkan kemuliaan akhlaknya. Dari mereka kelak lahir ulama-ulama ulung yang menjadi guru dan rujukan seluruh imam, termasuk Imam Maliki,Hanafi, Syafi’i, dan Hambali.
Bagaimana gadis sekarang? Mereka, memang tak lagi menggiling gandum,tapi menekan tuts-tuts komputer. Tapi bagaimana lidah, hati, dan matanya?Bulan lalu, ada seorang gadis di Bekasi, yang nyaris mati karena bunuh diri.
Rupanya ia minta dinikahkan dengan pujaan hatinya dengan pesta meriah.Karena ayahnya tak mau, dia pun nekat bunuh diri dengan minum Baygon.Untung jiwanya terselamatkan. Seandainya saja tak terselamatkan, naudzubillah min dzalik! Allah mengharamkan surga untuk orang yang mati bunuh diri.
Si gadis tadi rupanya menjadikan kemewahan pernikahannya sebagai sebuahprinsip hidup yang tak bisa dilanggar. Sayang, gadis malang itu mungkinbelum menghayati cara Rasulullah menikahkan putrinya.
Pesta pernikahanputri Rasulullah itu menggambarkan kepada kita, betapa kesederhanaan telahmenjadi "darah daging" kehidupan Nabi yang mulia. Bahkan ketika "pestapernikahan" putrinya, yang selayaknya diadakan dengan meriah, Muhammad tetap menunjukkan kesederhanaan.
Bagi Rasulullah, membuat pesta besar untuk pernikahan putrinya bukanlahhal sulit. Tapi, sebagai manusia agung yang suci, "kemegahan" pestapernikahan putrinya, bukan ditunjukkan oleh hal-hal yang bersifat duniawi.
Rasul justru menunjukkan "kemegahan" kesederhanaan dan "kemegahan" sifat qanaah,yang merupakan kekayaan hakiki. Rasululllah bersabda, "Kekayaan yang sejati adalah kekayaan iman, yang tecermin dalam sifat qanaah".
Iman, kesederhanaan, dan qanaah adalah suatu yang tak bisa dipisahkan.Seorang beriman, tercermin dari kesederhanaan hidupnya dan kesederhanaan itu tercermin dari sifatnya yang qanaah. Qanaah adalah sebuah sikap yangmenerima ketentuan Allah dengan sabar; dan menarik diri dari kecintaanpada dunia. Rasulullah bersabda, "Qanaah adalah harta yang tak akan hilangdan tabungan yang tak akan lenyap."
Wallahu ‘alam bish-shawab

[+/-] Selengkapnya...

28 Agustus 2009

RAFA

Namaku Rafa
aku berumur satu setengah tahun
aku mau baca qur an duluu yaa
mumpung bulan puasa nihh


[+/-] Selengkapnya...

21 Agustus 2009

Khittah Perjuangan Muhammadiyah


Khittah atau Garis Perjuangan Muhammadiyah yang cukup populer dibandingkan dengan Khittah lainnya ialah Khittah Ujung Pandang tahun 1971. Sesuai namanya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah tersebut dilahirkan dari Muktamar ke-38 tahun 1971 di Ujung Pandang (Sulawesi Selatan), yang kini berganti nama kembali menjadi kota Makassar. Khittah Ujung Pandang inilah yang paling banyak dirujuk dan menjadi pedoman atau acuan pokok dalam menentukan sikap organisasi menghadapi dunia politik.

Sebagaimana diketahui bahwa pada Muktamar ke-38 tahun 1971 Muhammadiyah membuat keputusan tentang “Pernyataan (Penegasan) Muhammadiyah” tentang “Hubungan Muhammadiyah dengan partai-partai dan organisasi-organisasi lain”, yang kemudian dikenal dengan “Khittah Muhammadiyah tahun 1971” atau “Khittah Muhammadiyah Ujung Pandang”. Berikut isi pernyataan sikap Muhammadiyah atau Khittah Muhammadiyah Ujung Pandang tersebut yang dipetik dari Dokumen Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang “Keputusan Muktamar ke-38 tahun 1971 di Ujung Pandang”:

BismillahirrahmanirrahimMuktamar Muhammadiyah ke-38 yang berlangsung dari tanggal 1 s.d. 6 Sya‘ban 1391 bertepatan dengan 21 s.d. 26 September 1971 di Ujung Pandang, setelah mendengar pandangan dan pendapat para peserta Muktamar tentang hubungan Muhammadiyah dengan partai-partai dan organisasi-organisasi lainnya dalam usaha peningkatan Muhammadiyah sebagai Gerakan Da‘wah Islam, memutuskan sebagai berikut:1. Muhammadiyah adalah gerakan Da‘wah Islam yang beramal dalam bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai atau organisasi apa pun.2. Setiap anggota Muhammadiyah, sesuai dengan hak asasinya, dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku dalam persyarikatan Muhammadiyah.3. Untuk lebih memantapkan Muhammadiyah sebgai gerakan Da‘wah Islam setelah Pemilu tahun 1971, Muhammadiyah melakukan amar ma‘ruf nahi mungkar secara konstruktif dan positif terhadap Partai Muslimin Indonesia seperti halnya partai-partai politik dan organisasi-organisasi lainnya.4. Untuk lebih meningkatkan partisipasi Muhammadiyah dalam pelaksanaan pembangunan nasional, mengamanatkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menggariskan kebijaksanaan dan mengambil langkah-langkah dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan mental spiritual.

Ada hal penting dari Khittah tahun 1971 tersebut. Pertama, secara tegas Muhammadiyah menentukan posisi dan sikapnya yang benar-benar netral terhadap politik praktis dan partai politik, yakni tidak memiliki hubungan afiliasi apa pun. Kedua, jika Khittah tahun 1969 masih terkandung pemihakan terhadap Partai Muslimin Indonesia, pada Khittah tahun 1971 secara jelas Muhammadiyah menunjukkan kenetralannya dengan meletakkan partai apa pun termasuk Parmusi berada di luar Muhammadiyah, dengan semangat melakukan amar ma‘ruf dan nahi munkar terhadapnya, artinya melakukan fungsi dakwah terhadap kekuatan-kekuatan politik. Ketiga, memberi kebebasan politik kepada warga, baik dengan menggunakan hak politiknya maupun tidak, sebagai sikap yang cukup terbuka dari Muhammadiyah.Konsep Khittah Muhammadiyah tahun 1971 tersebut kemudian disempurnakan lagi dalam Muktamar tahun 1978 di Surabaya. Adapun “Khittah Perjuangan Muhammadiyah” tahun 1971 yang disempurnakan tahun 1978 pada Muktamar ke-40 tahun 1978 di Surabaya tersebut esensinya mengandung dua garis perjuangan Muhammadiyah sebagai berikut:1. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari suatu Partai Politik atau Organisasi apa pun.2. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

Dari hasil Muktamar di Surabaya tahun 1978 itu tampak sekali sikap Muhammadiyah untuk melepaskan diri dari bayang-bayang partai politik khususnya yang terkait dengan Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), yang dalam Khittah tahun 1969 dan tahun 1971 masih tersirat nuansa “ber-partai politik” itu. Pada Khittah Ponorogo masih tersurat tentang peluang Muhammadiyah mendirikan “satu partai politik yang berada di luar Muhammadiyah, tidak memiliki hubungan organisatoris tetapi memiliki hubungan ideologis”. Pada Khittah Ujung Pandang terdapat pernyataan butir ke-3 yang berbunyi “untuk lebih memantapkan Muhammadiyah sebagai gerakan Da‘wah Islam setelah Pemilu tahun 1971, Muhammadiyah melakukan amar ma‘ruf nahi munkar secara konstruktif dan positif terhadap Partai Muslimin Indonesia seperti halnya partai-partai politik dan organisasi-organisasi lainnya”, yang mengandung isyarat lebih moderat dan netral dalam menyikapi Parmusi, yang berbeda dari Khittah Ponorogo yang cenderung berpihak.Pada Khittah tahun 1978 tidak terdapat lagi keputusan tentang kepemihakan terhadap partai politik, bahkan secara tegas Muhammadiyah menyatakan “tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari suatu partai politik atau organisasi apa pun” dan “setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah”.Dari Khittah tahun 1971 dan tahun 1978 itulah kemudian Muhammadiyah melalui kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan sikap politik yang netral dalam setiap menghadi Pemilihan Umum (Pemilu) dan juga larangan rangkap jabatan bagi anggota dan pimpinannya dalam partai politik kecuali dalam kondisi tertentu atas izin Pimpinan Pusat Muhammadiyah sendiri. Lebih khusus lagi, dengan rujukan Khittah tersebut dalam satu paket dengan larangan rangkap jabatan di partai politik, juga ditetapkan larangan rangkap jabatan dengan organisasi lain yang amal usahanya sejenis dengan Muhammadiyah, di samping larangan rangkap jabatan tertentu di lingkungan internal Persyarikatan Muhammadiyah.Sikap netral Muhammadiyah terhadap politik tidak harus ditafsirkan anti-politik, tapi sebagai posisi tidak melibatkan diri dalam aktivitas dan kepentingan politik-praktis sebagaimana partai politik. Sikap tersebut juga tidak harus dimaknai “menjaga jarak jauh yang sama” atau “menjaga kedekatan yang sama” ka-rena baik jauh maupun dekat jika persentuhannya tetap pada orientasi politik maka bukan spirit Khittah, yakni membebaskan Muhammadiyah dari tarikan misi, hubungan, kepentingan, dan tindakan-tindakan yang bersifat politik-praktis, yakni politik yang berorientasi pada kekuasaan sebagaimana diperankan oleh partai politik

Diambil dari: www.suara-muhammadiyah.com

[+/-] Selengkapnya...